Kamis, 07 April 2011

clara adelia sumpit

clara adelia sumpit pa kah benar nie diri ny...????

black metal

konsep musik dan paham black metal adalah penjabaran dari kegelapan, gelap, muram, bengis, sesat, erat kaitanya dengan mistis dan sisi hitam manusia.

Berdasarkan dasar pemikiran yang dianut oleh para kaum black metal, aliran musik ini pada kenyataanya bukan sekedar musik melainkan suatu sekte yang konon merupakan sarana penyebarluasan satanism dan paganism,

satanisme sendiri dibagi menjadi 4 golongan besar:
1. satanisme worship (pemujaan)
satanisme ini lebih mengarah ke pemujaan dan memposisikan diri kita sebagai umat dan melakukan pemujaan terhadap satan (lucifer, asmodeus, dll)
dgn kata lain kelompok ini adalah kelompok yg menuhankan satan
2. satanisme blasphemer (penghujatan)
kelompok ini adalah kelompok anti Tuhan, kelompok yg menghujat keberadaan Tuhan yg dianggap memberikan kesengsaraan bagi umat manusia dan agama dianggap bukan sebagai sarana perdamaian melainkan sebagai sarana saling membenci antar umatnya..
krn spt kita tau banyak konflik di dunia yg memakan banyak korban jiwa dengan membawa "atribut" agama
3. satanisme symbolic
kelompok satanic ini menilai dan memposisikan dirinya sebagai sebuah insan yang melakukan tidakan2 spt satan (seperti halnya "drunk", hedonis, melakukan pelacuran, ataupun menikmati tindakan2 yang dianggap sebagai perilaku "satan" yang menyimpang dalam norma masyarakat) karena disini satanic dianalogi setara dengan alcoholic.. yaitu suatu suatu sikap yang addicted dan mendarah daging..
jadi intinya di dalam paham yg ketiga ini lebih ke pengungkapan sisi hitam manusia..
4. satanicsm holy terror
Aliran satanism ini adalah pemaknaan konotasi tentang keberadaan "satan" yang merupakan implementasi sisi jahat & buruk manusia, yang mendedikasikan seluruh hidupnya utk melakukan teror suci (holy terror) terhadap manusia sebagai tanda ketaatanya terhadap pencipta.
jadi dalam aliran satanicsm ini mengenal Tuhan tapi memposisikan setiap penganutnya sebagai pemberi terror suci dan penjaga keseimbangan dari sisi dunia yg "hitam" dan "putih"


Sedangkan paganism sendiri lebih menitik beratkan pada pengagungan kebesaran budaya dan alam yang dimiliki daerahnya yang diberkati oleh roh suci leluhur dan Dewa/Tuhan yang disembahnya.
sebagai contohnya apabila kita hidup di ranah skandinavia mungkin kebudayaan yg kita agungkan adalah kebudayaan barbaric dan viking.. tapi jika kita dilahirkan di tanah jawa maka kebudayaan yg kita agungkan adalah kebudayaan javanisme...

dalam sekte ini para pemuja melakukan persembahan untuk mendapatkan keinginannya. Tapi segala sesuatu tidak akan datang dengan cuma2, semakin besar apa yang kita berikan maka semakin besar apa yang kita dapatkan (dualisme timbal balik)...
sama halnya ketika kita beribadah semakin keras kita berdoa maka semakin cepat terkabul keinginan kita

Namun di Indonesia ada anggapan searah yang membuat sudut pandang ini lebih bisa masuk ke negara yang beragama dan pancasilais ini, itu dikarenakan beberapa pihak menganggap setanic disini sebagai proses pencarian Tuhan (krn satan adalah musuh Tuhan ,red.) jadi kita akan tahu siapa Tuhan sebenarnya jika kita tahu siapa yang sebenarnya menjadi musuh satan. anggapan lain dari hitam disini adalah hanya terbatas pada konteks setan yang hanya ingin mendapatkan predikat ngeri, sangar, ato keren (sungguh dangkal bagi orang2 yg menitik beratkan tujuanya pada ini !!!!!). Sedangkan anggapan lain yang terjadi adalah hitam disini adalah disimbolkan sebagai suara dari kematian yang mengingatkan bagi semua yang hidup tetang semua hal yang terjadi di alam kematian.

jadi pada intinya falsafah hitam yang digunakan disini adalah tidak sekedar musik ato style, melainkan adalah sebuah gaya hidup keseharian (not just style but life style !!!)

karena dalam konteks ini menyangkut sebuah kaum, hamba, Tuhan dan yang diTuhankan!!!!!

jadi secara garis besar falsafah black metal adalah seperti yg telah dijabarkan di atas, tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya.. bagaimana kita menilainya dan bagaimana kita menyikapinya...
dan karena manusia tercipta dengan kondisi lingkungan lahir berbeda, otak yang berbeda dan pemikiran yang berbeda. Maka untuk menghindari para penganut ideologi ini terjadi perpecahan diciptakanlah pemersatu idealis ini dalam wadah musik Black Metal. karena seperti yang kita ketahui bersama, musik adalah bahasa universal yg bisa dimengerti seluruh penjuru dunia yg memiliki perbedaan bahasa.

artikel ini di dedikasikan untuk hanya dijadikan sebuah wacana agar kelak di kemudian waktu tidak ada salah kaprah jika saja menemukan sebuah fenomena suatu oknum yang mengenakan atribut black metal namun secara idealis atau musikalitas oknum2 tersebut sangat berbeda dari yang dimaksudkan dan setidaknya artikel ini bisa dijadikan acuan untuk mengenal lebih tau apa yg menjadi konsep dasar musik black metal sendiri
lebih dari setahun yang lalu

skin head

Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.
Meskipun Skinhead banyak diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan Neo-Nazi, namun Skinhead yang sebenarnya tidaklah Neo-Nazi, karena pada awalnya Skinhead adalah kaum tertindas dari kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di London, Inggris. Skinhead juga bisa merujuk kepada kepada kelompok orang (biasanya remaja) yang merupakan fans musik Oi!/streetpunk dan juga punk.
SEJARAH
Skinhead merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods sedang mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada awalnya didominasi kaum muda yang berasal dari kalangan menengah ke atas kemudian mewabah dan menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja alias working class. Para pemuda dari kalangan tersebut meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian malah sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.
Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.
Hard mods kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records.
MUSIC
Karena Skinhead sendiri pada dasarnya adalah suatu subkultur bukannya sebuah genre atau aliran musik, pilihan musiknya pun bisa beragam.
Yang pertama tentunya adalah roots mereka yang berasal dari Mods, para Trads pun pada awalnya sangat terpengaruh musik R&B ala Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi oleh style ala Jamaican Rude Boy yang juga populer di Inggris pada zaman itu. Rude Boy atau Rudy merupakan sebutan untuk para imigran Jamaika yang berkulit hitam pencinta dansa dan musik asal mereka.
Hasilnya, para Trads pun sangat menggemari musik Ska, Reggae, Rocksteady, Soul, dan lain sebagainya. Sehingga kadang-kadang seorang Skinhead pun ikut menikmati alunan dari seorang penyanyi soul seperti Aretha Franklin misalnya.
Dari roots tersebut dapat ditelusuri bahwa pada dasarnya Skinhead sama sekali tidak identik dengan rasis. Sebagaimana pendapat awam pada umumnya. Karena mereka pun menikmati kultur dari masyarakat kulit hitam. Bahkan, banyak juga Skinhead yang berkulit hitam dan berwarna kulit lainnya.
PAKAIAN
Kaum Trads ini mudah dikenali dari setelan seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang terpenting adalah potongan rambut yang pendek, berbeda dengan gaya rambut mods pada umumnya. Pilihan akan jenis rambut yang pendek ini lebih disebabkan alasan kepraktisan. Terutama karena sebagian besar lapangan pekerjaan yang tersedia tidak membolehkan pekerja berambut gondrong apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan rambut pendek dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa pilihan berambut pendek merupakan counter terhadap life style kaum hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan, seperti di kota Liverpool, yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang banyak terdapat di sekitar pelabuhan.
RASISME
Mereka mendapat cap rasis pertama kali ketika beberapa Skinhead terlibat clash beberapa kali dengan imigran Pakistan dan imigran dari Asia Selatan (mereka menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada era ’60-an. Tindak kekerasan (yang tidak bisa dibenarkan biar bagaimanapun) tersebut dipicu oleh masalah pekerjaan. Para Skinhead yang merupakan kaum pekerja merasa lahan pekerjaan mereka semakin sempit. Mereka terdesak oleh kedatangan imigran yang bersedia dibayar lebih rendah. Label rasis kemudian semakin melekat, salah satunya setelah beberapa Skinhead tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white power, National Front yang terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan karakter Skinhead yang keras khas kaum pekerja sempat membuat mereka dijadikan alat maupun berbagai kepentingan politik. Termasuk dihubungkan dengan paham Neo Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa menunjukkan fakta yang berbeda.
Sama dengan nasib Mods leluhurnya, pamor Skinhead sempat meredup di era ’70-an, setelah sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka pada tahun 1969.
Mereka kemudian bangkit kembali, bersamaan dengan kelahiran musik punk pada sekitar tahun 1977

emo...l

Tahun 1980-an: asal usul

Emo muncul dari genre hardcore punk pada awal 1980-an di Washington, D.C. sebagai reaksi meningkatnya kekerasan di komunitas hardcore punk dan rasa ketidaksenangan terhadap Ian MacKaye dari Minor Threat yang mengubah fokus musiknya dari komunitas menjadi kepentingan politik individual.[4][5] Penggemar Minor Threat bernama Guy Picciotto mendirikan Rites of Spring pada tahun 1984 karena berkeinginan melepaskan diri dari batasan-batasan hardcore yang mengekang, dan menggantinya dengan gitar yang melodius, ritme yang bervariasi, dan lirik yang sangat penuh luapan emosi pribadi.[6] Sebagian dari lirik lagu-lagu Rites of Spring telah menjadi metafora bagi pemusik emo dari generasi berikutnya, termasuk di antaranya tema-tema seperti nostalgia, kepahitan yang romantis, dan putus asa yang puitis.[7] Konser-konser Rites of Spring menjadi arena luapan emosi publik, para penonton sering kali menangis tersedu-sedu.[8] Ian MacKaye berubah menjadi penggemar berat Rites of Spring, membantu rekaman satu-satunya album Rites of Spring, dan bekerja sebagai roadie dalam konser keliling. MacKaye lalu mendirikan band sendiri bernama Embrace yang mengeksplorasi tema-tema serupa mengenai pencarian diri dan pelepasan emosi.[9] Grup-grup musik serupa bermunculan setelah adanya Revolusi Musim Panas 1985 di kalangan hardcore punk Washington, D.C..[5] Gray Matter, Beefeater, Fire Party, Dag Nasty, Lunchmeat, dan Kingface adalah beberapa grup musik yang berperan penting waktu itu.[5][9]
Asal usul dari istilah emo tidaklah begitu pasti, namun paling tidak sudah dikenal sejak tahun 1985. Menurut Andy Greenwald penulis buku Nothing Feels Good: Punk Rock, Teenagers, and Emo, "Asal usul istilah emo diselubungi misteri [...] tapi pertama kali muncul sebagai kebiasaan umum pada 1985. Kalau Minor Threat dianggap hardcore, maka Rites of Spring dengan fokus yang berbeda, bisa disebut emotional hardcore atau emocore.[9] Michael Azerrad pengarang Our Band Could Be Your Life juga melacak asal usul kata emo: "Gaya bermusik seperti itu segera disebut 'emo-core', istilah yang dibenci oleh semua orang yang terlibat di dalamnya, walaupun istilah dan pendekatan itu berkembang paling sedikit lima belas tahun kemudian, dan melahirkan band-band yang tidak terhitung jumlahnya."[10] MacKaye juga mengenang kembali tahun 1985, dan mengingat ada sebuah artikel di majalah Thrasher yang menyebut Embrace dan grup-grup musik lain di Washington, D.C. sebagai "emo-core". Ketika itu, ia menganggapnya "istilah paling bodoh yang pernah aku dengar seumur hidupku."[11] Teori lain mengatakan istilah emo berasal dari penonton konser Embrace. Mereka meneriakkan kata "emocore" yang dimaksudkan sebagai ejekan bagi Embrace.[12][13] Penggemar emo mengklaim bahwa MacKaye yang menciptakan istilah emo untuk mengejek dirinya sendiri di majalah, atau istilah tersebut berasal dari ciptaan Rites of Spring.[13] Walapun demikian, Oxford English Dictionary mencatat bahwa istilah emo-core pertama kali digunakan tahun 1992, sementara istilah emo mulai dikenal pada tahun 1993. Kata emo pertama kali muncul di media cetak pada tahun 1995 di majalah New Musical Express.[14][15]
Perusahaan rekaman spesialis emocore dengan segera bermunculan di sekitar kalangan punk Washington, D.C., dan identik dengan grup-grup musik yang bernaung di bawah label Dischord Records milik MacKaye.[12] Walaupun sebagian besar dari grup-grup tersebut enggan disebut band emo, mereka menerimanya dengan terpaksa. Veteran punk Jenny Toomey mengenang "Orang yang menggunakan [istilah emo] hanyalah orang-orang yang cemburu terhadap begitu besar dan fanatiknya penggemar pada waktu itu. [Rites of Spring] sudah ada sebelum istilah emo tercipta, dan mereka membencinya. Namun terjadilah keanehan, seperti ketika orang-orang mulai menyebut musik mereka 'grunge', Anda juga mulai ikut-ikutan memakai istilah itu, walaupun mulanya Anda membencinya."[16]
Kegemilangan emo di Washington, D.C. hanya bertahan beberapa tahun. Pada 1986, sebagian besar band-band utama, termasuk Rites of Spring, Embrace, Gray Matter, dan Beefeater sudah membubarkan diri.[17] Walaupun demikian, ide dan estetika yang berasal dari mereka dengan cepat menyebar ke seluruh Amerika Serikat lewat majalah penggemar (zine), rekaman piringan hitam, dan kabar burung.[18] Menurut Greenwald, kalangan emo di Washington, D.C. meletakkan fondasi bagi inkarnasi grup-grup emo generasi berikutnya:
Apa yang terjadi di Washington, D.C. pada pertengahan delapan puluhan, pergeseran kemarahan menjadi aksi, dari kemarahan terpendam menjadi ketidakpastian internal, dari massa yang terindividualisasikan menjadi massa yang individual, semuanya dalam beberapa hal merupakan studi kasus bagi transformasi dunia punk nasional untuk dua dekade berikutnya. Penggambaran ide dan situasi, kekuatan musik, dan cara orang bereaksi terhadaobtam dab cara band-band menjadi jenuh dan bukan memudar, semuanya berawal dari beberapa pertunjukan pertama Rites of Spring. Fondasi emo telah diletakkan, namun secara tidak sengaja, oleh lima puluh orang atau lebih di ibu kota negara. Dan dalam beberapa hal, emo tidak akan pernah sebaik dulu dan pastinya tidak akan pernah murni lagi. Pastinya, dunia emo di Washington menerima emocore secara konsensus sebagai suatu genre.[19]
Di kemudian hari, MacKaye dan Piccioto, bersama Brendan Canty (pemain drum Rites of Spring) membentuk Fugazi. Walaupun anggotanya terkait dengan dunia emo, Fugazi umumnya tidak diakui sebagai grup musik emo.[20]